Dalam ajaran Islam, tidak ada satu pun perbuatan manusia yang luput dari pengawasan. Setiap tindakan, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun diam-diam, semuanya dicatat. Setiap individu diawasi oleh dua malaikat pencatat amal, yang dikenal sebagai Kiraman Katibin.
Kedua malaikat ini memiliki tugas khusus: mencatat semua perbuatan manusia, baik yang baik maupun buruk.Salah satu dari mereka adalah malaikat Raqib, yang bertugas mencatat amal baik. Mengetahui keberadaan mereka bukan hanya sekadar pengetahuan agama, tetapi juga sumber motivasi kuat untuk hidup dalam kebaikan dan taat kepada Allah SWT.
Kiraman Katibin adalah dua malaikat mulia yang senantiasa menyertai setiap manusia.
Allah SWT menyebutkan mereka sebagai malaikat yang mulia dan mencatat, yang tidak pernah lalai dalam mencatat segala amal perbuatan.
“Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (perbuatan-perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infitar: 10–12)
Umat Islam harus percaya bahwa Malaikat Raqib dan Malaikat Atid melihat dan mencatat segala amal yang kita lakukan. Kita juga harus percaya bahwa amal yang dicatat itu akan ditunjukkan kembali pada hari akhirat dan Allah akan memberikan balasan berdasarkan catatan itu.
Islam sangat menghargai amal kecil namun konsisten. Allah menjamin bahwa tak ada satu pun kebaikan yang luput dari balasan.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7)
Karena itu berarti tidak ada amal baik yang sia-sia. Dari sedekah besar hingga sekedar senyum kepada orang lain, semua dicatat oleh Malaikat
Kesadaran akan adanya malaikat pencatat amal mendorong manusia untuk lebih berhati-hati dalam setiap perbuatan dan perkataan. Mereka termotivasi untuk selalu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan, karena mereka tahu bahwa setiap tindakan mereka diawasi dan dicatat.
Ajaran tentang malaikat pencatat amal baik dan buruk juga berfungsi sebagai pendidikan moral dan etika bagi umat Islam. Hal ini mengajarkan pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab pribadi dalam setiap aspek kehidupan. Manusia diajarkan untuk senantiasa berperilaku baik, meskipun tidak ada orang lain yang melihat, karena mereka yakin bahwa malaikat selalu mengawasi.
Dengan memahami bahwa setiap tindakan dan perkataan dicatat oleh malaikat, seorang Muslim akan lebih mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang dilarang dan mendorong untuk melakukan hal-hal yang diridhai Allah.
Keberadaan malaikat pencatat amal menumbuhkan kesadaran spiritual yang lebih dalam. Manusia menjadi lebih peka terhadap perbuatan mereka dan berusaha untuk memperbaiki diri secara kontinu.
Memahami bahwa amal baik dan buruk dicatat juga mengajarkan pentingnya menerima konsekuensi dari setiap perbuatan. Ini membangun rasa tanggung jawab yang kuat dalam diri setiap individu untuk selalu berbuat baik.
Malaikat pencatat amal baik dan buruk, Raqib dan Atid, memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Mereka bukan hanya sekadar pencatat, tetapi juga menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu berada di jalan yang benar. Kesadaran akan keberadaan mereka mendorong manusia untuk meningkatkan amal baik dan menghindari perbuatan buruk, serta menumbuhkan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peran mereka sangat signifikan dalam membentuk moral dan etika umat Islam, serta membantu mereka mencapai kehidupan yang diridhai Allah.