Dalam keseharian umat Islam, terutama ketika bulan Ramadhan tiba, kita sering mendengar istilah tadarus Al-Qur’an. Namun, apakah kita benar-benar memahami makna dari tadarus itu sendiri? Apa yang membedakannya dari sekadar membaca Al-Qur’an? Dan bagaimana praktik tadarus pada zaman Nabi Muhammad SAW hingga kini? Artikel ini akan membahas makna tadarus, manfaatnya dalam kehidupan spiritual, serta praktik yang telah dilakukan para salafus shalih. Yuk, simak selengkapnya!
Tadarus berasal dari bahasa Arab, dari akar kata darasa yang berarti mempelajari, meneliti, menelaah, dan mengambil pelajaran. Dalam ilmu nahwu, kata tadārus termasuk dalam wazan tafā’ul, yang menunjukkan bahwa kegiatan ini melibatkan interaksi dua orang atau lebih.
Secara istilah, tadarus adalah aktivitas membaca dan memahami Al-Quran secara bersama dan diulang-ulang. Aktivitas ini tidak hanya terbatas pada pembacaan secara lisan, tetapi juga mencakup penyimak yang harus siaga mendengarkan dan mengamati bacaan sekaligus akan mengganti posisi pembaca pertama, bila kemudian berhenti.
Dalam Islam, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci, tetapi juga pedoman hidup. Oleh karena itu, membaca dan mempelajari Al-Qur’an adalah ibadah yang sangat mulia.
Tadarus menjadi sarana untuk:
• Mendekatkan diri kepada Allah SWT
• Membersihkan hati dari penyakit ruhani
• Menjadikan hidup lebih terarah dan bermakna
• Mempererat ukhuwah saat dilakukan bersama-sama
Berikut adalah beberapa keutamaan tadarus yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits:
Tadarus adalah salah satu amalan yang dapat memberi syafaat, atau pertolongan, di hari akhir. Rasulullah SAW bersabda:
"Bacalah Al-Qur’an. Sesungguhnya ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat." (HR Muslim)
Orang yang ahli dan rajin membaca Al-Qur’an akan dikumpulkan bersama para malaikat yang taat:
"Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang terbata-bata dan merasa kesulitan, maka dia mendapat dua pahala." (HR Bukhari dan Muslim)
Bacaan Al-Qur’an yang dilakukan secara rutin mampu menghadirkan ketenangan dan kesejukan hati, serta menjauhkan dari rasa cemas berlebihan.
Aktivitas tadarus yang dilakukan dengan khusyuk dapat melatih konsentrasi, meningkatkan kecerdasan spiritual dan emosional.
Tadarus yang dilakukan secara rutin, terutama dengan cara membaca bersama atau menyimak bacaan orang lain, membantu menguatkan hafalan Al-Qur’an.
Agar aktivitas tadarus menjadi lebih bermakna dan berpahala, berikut beberapa adab yang perlu diperhatikan:
1. Dalam Keadaan Suci
Melakukan wudhu sebelum menyentuh mushaf Al-Qur’an.
2. Berpakaian Rapi dan Bersih
Sebaiknya memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat.
3. Menghadap Kiblat
Disarankan untuk menghadap kiblat sebagai bentuk penghormatan terhadap Al-Qur’an.
4. Membaca Taawudz dan Basmalah
Selalu memulai dengan membaca a'udzubillah dan bismillah.
5. Membaca dengan Tartil
Yaitu membaca dengan perlahan, jelas, dan memperhatikan tajwid.
6. Tidak Membuat Keributan
Tadarus dilakukan dengan sikap khusyuk, tenang, dan penuh adab.
Pada masa Rasulullah SAW, tadarus dilakukan dalam berbagai bentuk. Beliau sering berdiskusi dan memperdengarkan bacaan Al-Qur’an kepada para sahabat, terutama kepada Malaikat Jibril saat bulan Ramadhan.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, disebutkan bahwa:
"Jibril datang kepada Nabi SAW setiap malam di bulan Ramadhan, lalu keduanya mudarasah (tadarus) Al-Qur'an." (HR Bukhari)
Ini menjadi dasar dari tradisi tadarus di bulan Ramadhan, meskipun pada kenyataannya tadarus dapat dan sangat dianjurkan untuk dilakukan sepanjang tahun.
Para salafus shalih memiliki berbagai metode dalam mengkhatamkan Al-Qur’an. Salah satu yang paling terkenal adalah rumus “Fami Bi Syuqīn” yang digunakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Berikut pembagiannya:
• Jumat: Al-Fatihah – An-Nisa (4 surat)
• Sabtu: Al-Maidah – At-Taubah (5 surat)
• Ahad: Yunus – An-Nahl (7 surat)
• Senin: Al-Isra – Al-Furqan (9 surat)
• Selasa: Asy-Syuara – Yasin (11 surat)
• Rabu: As-Saffat – Al-Hujurat (13 surat)
• Kamis: Qaf – An-Nas (65 surat)
Metode ini memungkinkan seseorang mengkhatamkan Al-Qur’an setiap pekan atau 7 hari.
Meskipun tadarus identik dengan bulan Ramadhan, tidak ada larangan untuk bertadarus sepanjang tahun. Bahkan, menjadikan tadarus sebagai kebiasaan harian bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menjaga hubungan dengan Allah. Mari kita jadikan tadarus sebagai bagian dari rutinitas hidup, bukan hanya ketika Ramadhan, tetapi juga di hari-hari biasa