Sebelum menunaikan puasa ramadhan terdapat salah satu amalan penting yang sebaiknya tidak ditinggalkan, yakni sahur. Ada banyak keutamaan sahur untuk itu penting untuk kita juga memperhatikan niat sahur. Niat sahur tidak hanya sekedar formalitas tapi dapat membantu memastikan keabsahan puasa. Mari selengkpanya kita bahas niat sahur, lafal niat sahur, keutamaan, hingga cara melafalkannya dengan benar.
Untuk memulai puasa, pertama lafalkan niat sahur yang diucapkan dengan kesadaran dan keikhlasan dalam menjalanakan ibadah puasa semata-mata karena Allah swt.
Berikut adalah lafal niat sahur yang umum digunakan:
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala."
Waktu untuk membaca niat sahur harus dilakukan setiap malam sebelum fajar selama bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan pendapat dalam Mazhab Syafi’i yang menyatakan bahwa niat puasa wajib diperbarui setiap harinya.
Melaksanakan niat sahur memiliki beberapa keutamaan yang penting bagi setiap Muslim.
Dengan memahami keutamaan-keutamaan tersebut, kita diharapkan dapat lebih menghargai dan tidak mengabaikan niat sahur dalam setiap pelaksanaan puasa.
Agar niat sahur yang kita ucapkan sah dan diterima, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melafalkannya.
Niat sahur harus dilafalkan pada malam hari sebelum terbit fajar. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan, "Siapa yang tidak berniat di malam hari sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.
Saat melafalkan niat sahur, pastikan kita dalam keadaan sadar dan memahami makna dari niat yang diucapkan. Hindari melafalkan niat dalam keadaan mengantuk atau setengah sadar.
Meskipun lafal niat sahur dalam bahasa Arab lebih utama, bagi yang tidak memahami bahasa Arab, diperbolehkan melafalkannya dalam bahasa yang dipahami, seperti bahasa Indonesia. Yang terpenting adalah memahami makna dan tujuan dari niat tersebut.
Usahakan untuk melafalkan niat sahur dengan pengucapan yang jelas dan tidak tergesa-gesa. Hal ini untuk memastikan bahwa niat yang diucapkan benar dan sesuai dengan tuntunan.
Lafalkan niat sahur setiap malam selama bulan Ramadhan. Meskipun ada pendapat yang membolehkan niat untuk sebulan penuh, namun untuk kehati-hatian, sebaiknya niat diperbarui setiap malam.
1. Menunda Niat hingga Setelah Fajar
Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah menunda niat sahur hingga setelah fajar atau bahkan saat hari sudah siang. Padahal, menurut pendapat Mazhab Syafi’i dan Hambali, niat puasa wajib harus dilakukan sebelum fajar. Jika seseorang lupa berniat pada malam hari, maka puasanya tidak sah dan harus diganti di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengingat dan melafalkan niat sahur sebelum waktu Subuh tiba.
2. Melafalkan Niat Tanpa Kesadaran Penuh Dalam Islam
niat bukan hanya sekadar bacaan yang diucapkan, tetapi juga mencerminkan kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah. Banyak orang melafalkan niat
3. sahur dalam keadaan setengah sadar karena mengantuk atau terburu-buru.
Hal ini dapat mengurangi kekhusyukan dalam beribadah. Sebaiknya, pastikan diri dalam keadaan sadar dan memahami maksud dari niat yang diucapkan.
4. Menganggap Niat Sahur Hanya Sah Jika Diucapkan Secara Lisan.
Beberapa orang berpikir bahwa niat sahur harus selalu diucapkan dengan lisan agar sah. Padahal, dalam Islam, niat sejatinya adalah ketetapan dalam hati. Jika seseorang telah memiliki keinginan kuat untuk berpuasa esok hari dan hal itu terpatri dalam pikirannya, maka niatnya sudah sah meskipun tidak diucapkan secara verbal. Namun, mengucapkannya tetap dianjurkan untuk memperjelas dan memperkuat niat tersebut.
5. Menganggap Satu Kali Niat di Awal Ramadhan Sudah Cukup untuk Sebulan
Ada sebagian orang yang berniat untuk berpuasa selama satu bulan penuh hanya dengan satu kali niat di awal Ramadhan. Meskipun ada pendapat yang membolehkan hal ini, tetapi mayoritas ulama, khususnya dari Mazhab Syafi’i, berpendapat bahwa niat sahur harus diperbarui setiap malam sebelum puasa dimulai. Oleh karena itu, lebih baik melafalkan niat setiap malam agar lebih yakin bahwa ibadah puasa yang dijalankan sah dan sesuai tuntunan.
6. Membaca Niat dengan Lafal yang Tidak Tepat.
Terkadang, seseorang bisa keliru dalam membaca lafal niat sahur, baik karena terburu-buru atau kurang memahami bacaan yang benar. Jika terjadi kesalahan dalam pengucapan yang menyebabkan perubahan makna, maka sebaiknya segera diperbaiki dan diucapkan kembali dengan lafal yang tepat. Untuk itu, penting bagi setiap Muslim untuk menghafalkan dan memahami bacaan niat sahur yang benar agar tidak terjadi kekeliruan.
Niat sahur merupakan elemen penting dalam ibadah puasa yang tidak boleh diabaikan. Dengan niat yang benar dan kesungguhan hati, puasa yang kita jalankan akan lebih bermakna dan mendapat berkah dari Allah SWT. Menghindari kesalahan dalam melafalkan niat sahur juga menjadi bagian dari usaha kita dalam menyempurnakan ibadah. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berniat sebelum fajar, melafalkannya dengan sadar, dan memahami esensi dari niat itu sendiri agar puasa yang kita jalani sah dan penuh keberkahan.