Sahabat pernah melihat orang yang hidup bergelimang harta tapi lalai dalam ibadah? Seakan hidupnya nikmat dan bahagia sekali meski tersesat dalam hawa nafsu. Hati-hati sahabat bisa jadi itu tanda orang terjebak istidraj
Istidraj secara istilah (terminologi) berarti kenikmatan bersifat materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat immaterial semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak merasa sama sekali.
Sehingga, apabila seseorang mendapatkan kenikmatan berupa kesehatan, kesempatan dan kelapangan rejeki yang melimpah dan semakin bertambah, tetapi tidak dibarengi dengan perilaku syukur atas kenikmatan tersebut, tetapi sebaliknya ia semakin kufur dan lupa kepada Dzat Pemberi nikmat, maka sesungguhnya yang demikian disebut istidraj.
Peringatan istidraj ini terdapat dalam firman Allah SWT
“Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”
(QS. Al-An’am: 44).
Hati-hati banyak sekali orang yang terjebak dalam istidraj. Seolah-olah istidraj itu suatu kenikmatan/anugrah yang diberikan kepada manusia, padahal itu adalah ujian yang harus dilewati oleh orang tersebut. karna istidraj memberikan kenikmatan yang seolah-olah itu menjadi anugrah dan nyatanya tidak, itu adalah sebuah bencana bagi orang-orang yang sering bermaksiat kepada Allah, dan Allah memberikan kesehatan,harta yang berlimpah, kehidupan yang bahagia semata-mata Allah melakukan pengujian kepadanya, dan orang banyak yang terlalai dengan hal itu.
Jika seseorang terjebak dalam Istidraj, maka ia akan merasa senang, nyaman, merasa hidupnya lancar-lancar saja meskipun ia jarang atau bahkan tidak pernah beribadah. Hal ini dapat membuat seseorang semakin jauh dari Allah SWT dan semakin gemar dalam berbuat maksiat.
Biasanya istidraj diberikan kepada orang yang telah mati hatinya. Ia adalah orang yang merasa tidak sedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal dengan maksiat yang dikerjakan.
Semua contoh-contoh tersebut adalah tanda-tanda Istidraj dari Allah SWT yang bisa menjadi jebakan bagi seseorang yang tidak menyadari bahwa kenikmatan yang diberikan Allah SWT sebenarnya adalah ujian.
Cara membedakannya suatu kesenangan adalah istidraj atau bukan adalah dengan ketakwaan. Istidraj dapat membuat seseorang lupa akan hakikat hidupnya dan tidak menyadari akibatnya. Hingga pada saatnya Allah akan mencabut semua kesenangan sampai mereka termangu dalam penyesalan yang terlambat.
Agar kita tidak terjebak dalam kesenagan semu atau istidraj, berkut beberapa cara menghindari istidraj :
Semoga Allah melindungi kita dari bahaya istidraj ya sahabat. Mari kita berhati-hati dengan nikmat yang Allah berikan, senantiasa bersyukur atas segala harta yang Allah berikan dan jaga keberkahannya dengan menafkahkan sebagian harta yang diperoleh. Sahabat bisa tunaikan infak atau sedekah terbaik melalui baznasjabar.org/infak