Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Barat menggelar Vaksinasi
pada Sabtu 02 Oktober 2021. Bertempat di Gedung Zakat Nasional BAZNAS Jawa
Barat, vaksin dosis 1 ini ditargetkan mencapai 1000 orang.
Acara Gebyar Vaksinasi Jawa Barat merupakan komitmen BAZNAS Jabar dalam upaya penaggulangan Covid-19. Program ini sejalan dengan program pemerintah yang menargetkan 70% masyarakat mendapatkan vaksin agar terjadi herd immunity. Oleh karena itu, BAZNAS Jabar berupaya untuk mempercepat vaksinasi.
Selain kegiatan Gebyar Vaksinasi Jawa Barat, selama ini BAZNAS Jabar telah berperan dan berkontribusi aktif dalam upaya penanggulangan Covid-19 di Jawa Barat. Melalui program darurat seperti ambulance gratis, pemantauan isoman, dan peminajamn tabung oksigen gratis. Sementara itu, untuk program recovery, BAZNAS Jabar membantu pada sisi perekonomian dan pendidikan. Melalui campaign peduli anak yatim terdampak covid-19 dan program umkm lansia dhuafa.
Achmad Faisal selaku Wakil Ketua Bidang IV mengatakan “program vaksin ini bagian dari mendukung program Bapak Gubernur Jawa Barat dalam percepatan Vaksinasi di Jawa Barat. Diharapkan hal ini dapat mempercepat capaian vaksinasi khususnya di Jawa Barat. Antusias masyarakat di Jawa Barat juga sangat tinggi dilihat dari cepatnya kuota pendaftaran vaksin terpenuhi. Kedepan, program vaksinasi ini juga akan menjangkau pesantren-pesantren di Jawa Barat sesuai dengan program Jaga Kiyai yang diinisasi oleh BAZNAS RI”.
Kapolda Jabar,
Irjen Pol Ahmad Dofiri yang turut hadir meninjau vaksinasi tersebut
menyoroti capaian vaksinasi di Jawa Barat.
Dengan provinsi yang memiliki populasi penduduk paling banyak, percepatan vaksinasi harus
terus digencarkan oleh berbagai pihak. "Jabar itu
penduduknya paling besar di Indonesia, hampir 50 juta, nah untuk mencapai herd
immunity harus 70 persen, atau 37 juta jiwa yang harus divaksin. Hari ini,
Baznas ikut berkontribusi, untuk mempercepat vaksinasi,
" kata Dofiri di tempat yang sama.
Dofiri menambahkan, pihak
TNI-Polri bersama dengan Pemprov Jabar terus berusaha untuk menurunkan level PPKM di
wilayah-wilayah Jawa Barat. Vaksinasi di wilayah aglomerasi Bandung Raya
menjadi salah satu target vaksinasi. "Dengan mencapai herd immunity, paling tidak kita bisa mengejar
penurunan level, jadi kalau aglomerasi kurang dari 50 persen sulit untuk turun
level, Turun level kan ada paramerernya, transmisi, angka BOR, angka kematian,
vaksinnya juga harus bagus," ungkapnya.
Dofiri menekan tigal hal dalam rangka memutus mata rantai Covid-19, meliputi Protokol Kesehatan, 3T (Testing Tracing, Treatment), dan yang ketiga Vaksinasi. Dengan hal tersebut, diharapkan pada akhir tahun telah terbentuk herd immunity di Jawa Barat. "Di Kota Bandung sudah lumayan, 80 persen, Kab. Bandung 28 persen mudah-mudahan udah naik. Sumedang 42 persen, KBB 40 an persen, kita bersama-samalah, Harapannya seperti itu, makanya kita genjot terus," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Harian
Satgas Penanganan Covid 19 Jabar Dewi Sartika di Bandung menegaskan bahwa
kolaborasi vaksinasi harus
terus digalakkan untuk mempercepat terbentuknya hedr immunity di Jawa Barat. "Poinnya
semua tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah, kita sekarang sudah 42
persen vaksinasi di Jabar," katanya.
Dewi mengungkapkan,
percepatan vaksinasi di
wilayah aglomerasi Bandung Raya tengah menjadi sorotan. Pasalnya, untuk bisa
meraih penurunan level I PPKM, capaian vaksinasi harus di atas angka 50 persen. "Daerah-daerah
aglomerasi vaksinasinya harus di atas 50 persen, termasuk lansia, untuk turun
level, salah satunya juga angka vaksinasi lansia harus di atas 50 persen, baru bisa
masuk level satu," tegasnya.
Dewi menekankan bahwa peran Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) sangat vital. Menurutnya, pihaknya terus berusaha agar capaian vaksinasi di Fasyankes dapat terus ditingkatkan. Kita evaluasi, seperti distribusi vaksin, menyiapkan fasyankes, baru ada 40 persen Fasyankes yang maksimal, Kita berharap, satu minggu bisa 5 hari fasyeankes yang aktif, biasanya sehari 100 kedepan capainyya kita harapkan 300 vaksinasi, tentu ini perlu bantuan baik dari desa kecamatan termasuk pengusaha," tuturnya.
Dewi berharap, lebih banyak
pihak-pihak lain seperti Baznas Jabar yang bersedia berkolaborasi dalam menggelar vaksinasi. Untuk Baznas Jabar, lanjut Dewi, jangkauan untuk vaksinasi bagi SDM Popes diminta untuk segera
direalisasikan. "Mudah-mudahan baznas tidak di sini saja, tapi seluruh
kabupaten kota, karena memang ada beberapa daerah yang jangkauannya sedikit
sulit, misalnya pesantren yang masih banyak untuk tidak divaksin,"
tandasnya.